JENIS KARANGAN
1.
NARASI:
Secara
sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi
yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi
yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola
narasi secara sederhana: awal – tengah – akhir Awal narasi biasanya berisi
pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat
menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang
memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita.
Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan
mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam.
Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang
berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk
menebaknya sendiri.
Contoh
narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama
adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno
menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya
menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia
merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan
diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan
dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan
dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara
lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia
Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan
untuk berbakti dan berjuang
Contoh
narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin
dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak.
Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa
dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian
menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui
ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah
kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk
menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu
terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap
cintanya.
Langkah
menyusun narasi (fiksi): Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses
kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai
dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa
pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa
berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu
dipaparkan.
2.
DESKRIPSI
Karangan
ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Contoh
deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat
kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan
jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan
fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan
beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan
objek wisata.
Contoh
deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling
warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin
bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan
bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari
satu ranting ke ranting yang lain.
Topik
yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani Suasa
pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional Keadaan ruang praktik
Keadaan daerah yang dilanda bencana
Langkah
menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan
tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan
pengamatan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah
urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan
kerangka menjadi deskripsi
3.
EKSPOSISI:
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang
pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan
berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan
sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi
keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan
keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam
laporan tersebut.
Topik
yang tepat untuk eksposisi, antara lain:
·
Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
·
Peranan majalah dinding di
sekolah -Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Catatan:
Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi
demikian lazim disebut paparan proses.
Contoh
paparan proses:
Cara
mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan
sabut secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat
dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan
dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.
Langkah
menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data
dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang
dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
4.
ARGUMENTASI:
Karangan
ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/
fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan
pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta
atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan
dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat
berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai
dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab,
berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat
dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Tema/
topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses
berwirausaha, Teknologi komunikasi harus segera dikuasai, Sekolah Menengah
Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial.
Langkah
menyusun argumentasi : Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan
data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang
dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
5.
PERSUASI:
Karangan
ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi
pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan
yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam
karangannya.
Contoh
persuasi:
Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di
musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah
ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan
antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan
rutin berolah raga.
Topik/
tema yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA, Hemat
energi demi generasi mendatang, Hutan sahabat kita, Hidup sehat tanpa rokok,
Membaca memperluas cakrawala.
Langkah
menyusun persuasi:
1. Menentukan topik/ tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4. Menyusun kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan
persuasi
0 komentar:
Posting Komentar