Sistem Informasi Geografis Rumah Sakit Berbasis Web
Sistem Informasi Geografis (SIG)
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi
spasial (bereferensi keruangan). Komponen kunci dalam SIG adalah sistem
komputer, data geospatial (data atribut) dan pengguna yang dapat digambarkan
seperti gambar 1.
Jenis Data Masukan
Sistem Informasi Geografis
Di dalam SIG terdapat 2 jenis data, yaitu:
1.
Data Spasial Data spasial merupakan data yang
memuat tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografis objek
tersebut di atas bumi dengan menggunakan sistem koordinat.
2.
Data Non-Spasial Data ini merupakan data yang
memuat karakteristik atau keterangan dari suatu objek yang terdapat dalam peta
yang sama sekali tidak berkaitan dengan posisi geografi objek tertentu.
Software MapServer
MapServer
merupakan aplikasi freeware dan Open Source untuk dapat menampilkan Sistem
Informasi Geografis di web. Map File berisikan konfigurasi penyajian peta yang
ditulis dalam bahasa dan sintaks tersendiri. Informasi ini kemudian diolah dan
disajikan oleh program MapServer. Sedangkan file HTML digunakan untuk melakukan
format penyajian hasil (peta).
Software PostgreSQL
PostgreSQL
adalah sebuah object-relational database management system (ORDBMS) yang
bersifat open source. PostgreSQL menyediakan fitur yang berguna untuk replikasi
basis data. Fitur-fitur yang disediakan PostgreSQL antara lain DB Mirror,
PGPool, Slony, PGCluster, dan lain-lain. Meskipun open-source PostgreSQL yang
mendukung standar SQL92 dan SQL99 ini juga mendukung bahasa pemrograman C, C++,
Java, Tcl, Perl, Python, PHP, dan lain-lain.
3. Perancangan dan Implementasi Gambaran
Umum Aplikasi
WebGIS ini
merupakan sebuah website yang memiliki fungsi utama sebagai Geographic
Information System (GIS) yaitu sebuah sarana penyampaian informasi suatu tempat
dengan memanfaatkan sebuah peta, yang dapat membantu mempercepat pengambilan
keputusan.
Website Sistem
Informasi Geografis Rumah Sakit ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna yang ingin
mengetahui informasi Rumah Sakit sekitar Jakarta beserta letak dan arah menuju
keberadaan Rumah Sakit tersebut.
WebGIS ini
menyajikan berbagai fitur yang bisa digunakan oleh user, diantaranya adalah
melihat peta Kota Jakarta, yang terdiri dari Jakarta Timur, Jakarta Barat,
Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Fitur Zoom/perbesaran peta
juga disediakan, sehingga user bisa melihat peta dengan perbesaran yang
dibutuhkan. Fitur Print yang digunakan untuk mencetak letak Rumah Sakit yang
diinginkan. Dan fitur Radius yang digunakan untuk mengetahui letak Rumah Sakit
lain dengan jarak tertentu dari salah satu objek Rumah Sakit yang dipilih.
Pembuatan WebGIS ini dilakukan beberapa tahap. Tahapan tersebut,diantaranya
seperti gambar 4.
Struktur
Navigasi
Struktur
Navigasi termasuk struktur terpenting dalam pembuatan suatu web dan gambarnya
harus sudah ada pada tahap perencanaan. Berikut merupakan struktur navigasi
Campuran User dan Struktur Navigasi Campuran Admin pada Web GIS.
Flowchart
Aplikasi
Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan
urut-urutan prosedur dari suatu program. Tujuan utama dari penggunaan flowchart
adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana,
terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol standar. Gambar 7
merupakan Flowchart Aplikasi WebGIS.
Pengumpulan
Data Spasial dan Non Spasial
Pada tahap ini,
dilakukan pengumpulan data-data mengenai informasi geografis yang ingin
ditampilkan. Model data yang digunakan, yaitu data spasial dan data non
spasial. Data Spasial diperoleh dengan mendapatkan peta Jakarta dalam bentuk
.shp dengan data/titik yang telah tersedia. Dan Data Non Spasial diperoleh dari
media Internet serta Media Pustaka.
A.
Data Spasial
• Layer Kota
• Layer Jalan
• Layer Titik
B.
Data Non-spasial
• Data Kota
• Data Jalan
• Data Rumah Sakit
Konversi Layer
menjadi Tabel pada PostgreSQL
Konversi data shapefile ke dalam
file *.sql dilakukan secara manual pada command prompt di windows yang
terhubung dengan salah satu user PostgreSQL. Proses konversi ini dimulai dengan
pengubahan kepemilikan shapefile menjadi postgres. Langkah-langkah shapefile
menjadi tabel pada PostgreSQL adalah sebagai berikut :
1.
Masukan data shapefile kedalam folder bin pada
PostgreSQL,secara default alamatnya “C: > Program Files > PostgreSQL >
8.2 >bin”, pada aplikasi ini shapefile yang di masukkan adalah jakpus.shp,
jaksel.shp, jaktim.shp, jakbar.shp, jakut.shp, jalan.shp, dan batas.shp.
2.
Setelah itu konversi shapefile menjadi file SQL
(Structured Query Language). Caranya buka Command Prompt masuk kedalam bin pada
PostgreSQL caranya dengan mengetikan “C:\>cd "Program
Files"\PostgreSQL\8.2\bin\”. Setelah itu ketik Syntax “shp2pgsql -W [srid]
[shapefile] [table] > [file name *.sql]”, dimana Syntax tersebut mengubah
data dari shapefile menjadi file *.sql. Contohnya seperti ini “shp2pgsql -W
UTF- 8 jakpus.shp public.japus > jakpus.sql”.
3.
Proses selanjutnya file .sql yang telah dibuat
pada langkah 2 dibuat menjadi tabel dan di masukkan pada database dengan
mengetikkan syntax : “psql –U [user] –d [database] –f [file.sql]”. dimana
Syntax tersebut membuat file *.sql menjadi tabel dan diload pada database.
Contohnya seperti ini “psql -h 127.0.0.1 -U postgres -d jakarta -f jakpus.sql”
Pembangunan database pada PostgreSQL telah selesai
dilakukan. Database siap untuk dipergunakan dalam sistem
Pembahasan Tabel pada
Database
1.
Tabel geometry_columns
Tabel geometry_columns digunakan untuk
menampung semua tabel yang berhubungan dengan file .shp yang dihasilkan.
2.
Tabel Batas
Tabel batas ini berupa file.shp yang
bertipe layer polygon (polyline) dengan nama batas.shp. Tabel ini menggambarkan
batas Kota Jakarta secara keseluruhan.
3.
Tabel Jakbar
Tabel ini berupa file.shp yang bertipe
layer polygon (polyline) dengan nama jakbar.shp. Tabel ini menggambarkan
wilayah Jakarta Barat dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama
Kecamatan di Kota Jakarta Barat.
4.
Tabel Jakpus
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe
layer polygon (polyline) dengan nama jakpus.shp. Tabel ini menggambarkan
wilayah Jakarta Pusat dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan
di Kota Jakarta Pusat.
5.
Tabel Jaksel
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe
layer polygon (polyline) dengan nama jaksel.shp. Tabel ini menggambarkan
wilayah Jakarta Selatan dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama
Kecamatan di Kota Jakarta Selatan.
6.
Tabel Jaktim
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe
layer polygon (polyline) dengan nama jaktim.shp. Tabel ini menggambarkan
wilayah Jakarta Timur dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan
di Kota Jakarta Timur.
7.
Tabel Jakut
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe
layer polygon (polyline) dengan nama jakut.shp. Tabel ini menggambarkan wilayah
Jakarta Utara dan berfungsi memberikan informasi tentang nama-nama Kecamatan di
Kota Jakarta Utara.
8.
Tabel
Jalan
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe
layer garis (line) dengan nama jalan.shp. Tabel ini menggambarkan bentuk jalan
di Kota Jakarta.
9.
Tabel Rumah Sakit
Tabel rumah_sakit merupakan tabel yang
menjadi informasi utama pada aplikasi WebGIS Rumah Sakit ini. Record pada tabel
ini nantinya akan di input atau dimasukkan dari form administrator. Isi tabel
rumah_sakit juga dapat dimodifikasi dan dihapus melalui halaman administrator
yang tesedia di aplikasi WebGIS Rumah Sakit. Tabel ini menggambarkan titiktitik
atau letak rumah sakit yang berada di Jakarta dan berfungsi memberikan
informasi tentang nama rumah sakit, alamat, no.tlp, website dan gambar yang
berada di wilayah Jakarta agar dapat memberikan informasi yang bermanfaat.
10.
Tabel Login
Tabel login adalah tabel yang digunakan
untuk menampung data user untuk manajemen sistem halaman login. Tabel ini
terdiri dari field gid, username dan password.
11.
Tabel Sungai
Tabel ini berupa file .shp yang bertipe layer
polygon (polyline) dengan nama sungai.shp. Tabel ini menggambarkan sungai yang
ada di Kota Jakarta secara keseluruhan.
Pembuatan Website dan
Penggabungan Database
Aplikasi WebGIS tidak dapat
dipisahkan dengan adanya sistem manajemen database yang sudah melekat di
dalamnya. ada beberapa tahap yang dilakukan agar peta tersebut tampil pada
browser.
Langkah pertama yang dilakukan
adalah membuat mapfile (.map). MapServer selalu memerlukan sebuah mapfile yang
mendeskripsikan apa dan dimana sumber data berada. Mapfile merupakan
konfigurasi dari layerlayer yang ingin ditampilkan sehingga peta terlihat pada
browser. Isi dari sebuah mapfile terdiri dari beberapa objek, antara lain objek
map, objek layer, objek class, objek label dan objek style.
Objek map mendefinisikan objek
master atau sebagi objek root. Objek ini juga mendefinisikan status, units,
size, extent, layer, legend dan lain sebagainya. Objek layer mendefinisikan
layer-layer yang ingin ditampilkan pada peta. Penulisan layer yang pertama akan
diletakkan paling dasar sehingga tampilannya bisa ditutupi oleh tampilan layer
berikutnya.
Objek class mendefinisinakan
kelas-kelas dari suatu layer yang ditentukan. Setiap layer paling tidak
memiliki sebuah kelas. Objek label mendefinisikan label yang kemudian sering
dipakai sebagai teks unsur spasial. Objek style digunakan untuk menyimpan
parameterparameter simbol yang dipakai. Dengan objek ini setiap kelas dapat
memiliki simbol dengan tipe, ukuran dan warna tersendiri. Penghubung (koneksi)
database (baik spasial maupun non-spasial) juga dapat dikoneksikan dengan
adanya map file.
Di dalam map file terdiri dari
konfigurasi layerlayer yang ditampilkan pada browser. Objek layer-layer
tersebut antara lain, objek layer Kota Jakarta yang bertipe polygon. Sedangkan
untuk tipe garis (line) yaitu objek layer Jaringan Jalan. Objek layer titik
(point) pada mapscript diatas bernama Rumah Sakit.
Adapun langkah pada mapscript
adalah untuk mengkoneksikan atau menghubungkan antara mapscript dengan basis
data yang berada pada PostgreSQL, yaitu dengan cara menambahkan kode connection
type. Isi dari connection type ini adalah jenis koneksi apa yang akan digunakan
oleh basis data. Selanjutnya membuat suatu pengaturan koneksi ke basis data
yang ada. Untuk mengatur koneksi ke basis data, masukkan data yang sesuai pada
basis data, seperti pengaturan user, password, host, nama basis data dan port
yang digunakan. Setelah membuat semua objek map dan objek layer yang diperlukan
untuk ditampilkan dan koneksi basis data sudah berhasil, maka file map diatas
dapat kita panggil atau diinclude-kan pada file index.phtml yang nanti pada sub
bab berikutnya akan dibahas lebih jelas lagi, sehingga aplikasi WebGIS Rumah
Sakit ini dapat beroperasi.
Membuat Template Peta
Untuk menampilkan sebuah peta di
web browser diperlukan sebuah template. Template tersebut berfungsi untuk
menampilkan komponen-komponen aplikasi peta yang interaktif, seperti petanya
itu sendiri, legenda, skala, navigasi zoom in, zoom out, zoom to layer, query,
pan dan lain sebagainya.
Membuat Website pada
MapServer dan Penggabungan Database dengan PHP
Agar isi dan tampilan website
lebih menarik maka diperlukan suatu interface atau antarmuka. Interface
merupakan gambar atau image dan segala sesuatu yang tampil pada monitor. Interface
berperan sebagai tempat antara program dan pengguna yang saling berinteraksi
satu sama lain. Konsep rancangan yang digunakan dalam pembuatan WebGIS ini
menekankan pada beberapa aspek, yaitu:
1.
Komunikatif WebGIS ini memiliki konsep
komunikatif yaitu memiliki keterhubungan antara program, isi pesan atau
informasi yang ditampilkan, serta pemakai/user.
2.
Estetis Konsep estetis ini berfungsi untuk
memberikan suatu keindahan, sehingga lebih menarik minat pengunjung untuk lebih
menggali informasi yang ditawarkan dari WebGIS ini. 3. Ekonomis Konsep ini
memperhatikan faktor ekonomis dalam arti ukuran file yang digunakan. Hal
tersebut berkaitan erat dengan kecepatan akses yang ada pada WebGIS ini.