Nama : nimas leonita sari
Npm : 16113444
Kelas : 1ka01
Manusia dan
pandangan hidup
pandangan
hidup mempunyai empat unsur yang saling terkait satu sama lain
yang tidak dapat terpisahkan, yaitu cita-cita, kebijakan, usaha, dan keyakinan
atau kepercayaan. Yang dimaksud dengan cita-cita adalah apa yang ingin dicapai
dengan usaha atau perjuangan yang akan ditempuh untuk mendapatkannya. Tujuan
yang ingin dicapai adalah kebajikan. Kebajikan adalah segala sesuatu hal yang
baik yang dapat manusia itu bahagia, makmur dan tentram. Usaha atau perjuangan
yaitu kerja keras yang dilandasi oleh kepercayaan dan keyakinan. Keyakinan atau
kepercayaan itu dapat diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmani,
dan kepercayaan kepada Tuhan.
Seperti
yang sedang berkembang di berbagai penjuru dunia saat ini, yaitu
semakin maraknya kasus terorisme dan bom bunuh diri yang mengatasnamakan agama
yang merenggut banyak korban dan materi yang tidak sedikit. Masalah ini terjadi
akibat kurang tepatnya pandangan suatu kelompok terhadap masalah kehidupan yang
sedang terjadi. Mereka menafsirkan suatu ajaran secara sepotong-sepotong
dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tanpa melihat keadaan
sekitarnya.
Mereka berpandangan bahwa semua
orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh bagi mereka dan
itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk terciptanya kehidupan yang aman
dan sejahtera. Padahal jika diperhatikan lebih dalam sebenarnya pandangan
mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, tidak sewajarnya orang
yang keliru ditiadakan tanpa memberi kesempatan untuk kembali ke jalan yang
benar.
Akan tetapi nampaknya pandangan
seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan para
pengikutnya. Bahkan mereka beranggapan bahwa jika melakukan hal tersebut maka
akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka meninggal dalam
menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal jika
dinilai justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat sangat biadab dan tidak
berperikemanusiaan.
Lebih parahnya lagi, mereka juga
tidak segan-segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang-orang yang
di sekitar mereka sehingga pengikut mereka menjadi bertambah banyak. Dan hal
tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Seperti yang kita lihat sekarang
ini, meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap tetapi
terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang
mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa
menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada, karena mereka
bisa membentuk kader-kader pemimpin baru.
Untuk masalah tersebut hal yang
harus dibenahi sebenarnya adalah pandangan hidup pada pribadi masing masing
orang tersebut. Kalau yang dibasmi adalah pemimpinnya itu belum bisa
menuntaskan permasalahan karena pengikutnya masih banyak dan hal itu sulit
untuk ditelusuri satu per satu. Kalau pandangan hidup mereka sudah kembali ke
jalan yang benar, tidak perlu lagi diperintah pun mereka akan menghentikan aksi
yang mereka jalankan sekarang ini dengan kesadaran pribadi.
Pandangan
hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi berikut adalah klasifikasi
berdasarkan asalnya, antara lain:
1. Pandangan
hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan
hidup yang berupa ideologi, yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada Negara tersebut.
3. Pandangan
hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Orang yang
memiliki pandangan hidup pasti memiliki tujuan, dan tujuan ini biasa disebut cita-cita.
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah
keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan,
harapan, maupun tujuan merupakan apa yang ingin dicapai seseorang pada masa
mendatang. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi,
maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa
sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau
cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang
dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor berikut:
1. Faktor
manusia
2. Faktor
kondisi, dan
3. Faktor
tingginya cita-cita
Terdapat formula sukses
yang dapat kita jadikan pedoman untuk menggapai cita-cita kita. Pertama, kita
harus mengubah belief system (keyakinan dan
tujuan) kita. Kedua, kita harus mengubah cara berpikir kita dan emosi kita.
Ketiga, mengubah segala keputusan kita yang dapat menghambat cita-cita kita.
Keempat, kita harus mengubah segala tindakan-tindakan buruk kita. Dari semua
itu kita akan mendapatkan hasil yang menjadi keyakinan dan tujuan kita dari
awal.
Cita-cita yang baik adalah cita-cita
yang dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan
sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir
karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya
jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi
jika tidak tercapai, harus disesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki.
Tidak
semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita,
maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak
dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar
cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau
melihat film motivasi hidup seperti Laskar Pelangi.
Langkah-langkah Berpandangan Hidup
yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai
pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil
dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah
memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yakni:
Mengenal
Mengenal
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap
aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti
mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu
ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum
turun ke dunia.
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup
yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada
Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti
apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagi yang
berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an,
Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akhirat.
Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti
pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan
menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan
mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah
yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih
tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan
memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan
validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan
maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita meyakini
pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal
untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal
yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima
baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan
merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan
oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih
hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar